TARAKAN – Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kalimantan Utara, Heri Rudiyono mengatakan, pihaknya menargetkan 15 ribu hektar lahan baru produktif untuk mendukung target swasembada pangan di Kaltara 2026. Oleh karena itu, DPKP menjalin kerjasama dengan TNI/Polri guna melaksanakan optimalisasi lahan.
“Dengan dukungan teman-teman TNI/Polri, optimalisasi lahan ditargetkan 15 ribu hektar. Tahap I kita pembukaan 10 ribu hektar, untuk SID (Survey Investigation Design) yang sudah ada 4.828 hektar, sedangkan yang hari ini kita seminarkan ditargetkan 5.530 hektar.” Terangnya, dalam Seminat Pendahuluan SID Optimalisasi Lahan di salah satu hotel di Tarakan, Rabu (19/3/2025).
Lebih lanjut dikatakan Heri, DPKP Kaltara juga telah menjalin kerjasama dengan Polda untuk pengembangan jagung di lahan seluas 9.200 hektar. Sedangkan untuk Padi Gogo bekerjasama dengan Korem 092/Maharajalila 9.000 hektar. Selain itu, ada juga pengembangan santra sayur untuk mendukung Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Untuk melaksanakan ini kami akan pembekalan dengan Babinsa dan Babhinkamtibmas, kita nanti kumpulkan, termasuk penjelasan pekerjaannya supaya tidak keliru di lapangan. Target yang sudah di SID oleh teman-teman pusat di Bulungan seluas 4.101 hektar, Malinau 409 hektar, Nunukan 318 hektar, dan Tarakan 5.430 hektar,” bebernya.
DPKP Kaltara melakukan review bersama dengan dinas pertanian kabupaten/kota, supaya pekerjaan ini tidak keliru dalam menghitung, karena apa yang dikerjakan harus bermanfaat dan berdaya guna. Kalau asal-asalan nantinya akan mubasir.
Pendataan pentane juga dilakukan yang nantinya akan melakukan optimalisasi lahan, data yang ada by name by addres harus terdata dengan baik termasuk luasan lahannya. Kemudian pada saat akan dikerjakan harus ada kunjungan fisik, karena lahan harus sesuai dengan gambar.
“Oleh karena itu, perlu dukungan dari kawan-kawan PUPR karena lebih jago menghitung fisik, supaya yang kita kerjakan dari segi biaya masuk, dan segi pekerjaan bermanfaat dengan baik. Biaya optimalisasi lahan tidak banyak, per hektar Rp 4.600.000 itupun di konversi dalam bentuk fisik, dalam satu paket pekerjaan oleh Brigade Pangan dengan luasan lahan 150-200 hektar,” beber Heri.